Sel merupakan unit fungsional dari organisme multiseluler. Bagian sel ada yang disebut sentral yaitu nukleus, dan dikelilingi oleh sitoplasma yang dibatasi oleh membran inti dan bats terluar dilapisi oleh lapisan tipis dan sulit ditembus yaitu membran plasma (Hart, 1972). Sel sebagai unit fungsional makhluk hidup menyatakan bahwa protoplasma merupakan dasar fisik kehidupan. Protoplasma bukan hanya bagian struktural sel, tetapi juga merupakan bagian penting sel sebagai tempat berlangsung reaksi-reaksi kimia kehidupan. Berdasarkan hal ini muncullah teori sel yang menyatakan bahwa sel merupakan kesatuan fungsional kehidupan (Schultze, 1874).
Sejarah penemuan sel bahwa pada
awal abad 17, Galileo Galilei dengan alat dua lensa ia menggambarkan struktur
tipis dari mata serangga berupa pola geometri. Galileo Galilei yang bukan
seorang biologiwan sesungguhnya orang pertama yang mencatat hasil pengamatan
biologi melalui mikroskop. Pada pertengahan abad, Robert Hooke, seorang kurator
dari Inggris melihat gambaran dari suatu sayatan tipis gabus suatu kompartemen
atau ruang-ruang. Disebut struktur yang dilihatnya itu dengan nama latin yaitu
cellulae (yang berarti ruang kecil) (Kurniasari, 2011). Pada akhir tahun
1600-an Antony Van Leeuwenhoek, seorang penjaga toko bangsa Belanda, dan
terampil menyusun lensa-lensa hingga dapat digunakan untuk melihat dan
mengamati berbagai macam protista, spermatozoa, bakteri dan organisme kecil
yang tidak dapat dilihat lagi 2 abad kemudian (Kurniasari, 2011).
Tahun 1820-an, peningkatan pada
desain lensa terjadi dan membawa sel menjadi lebih dapat terfokus diamati.
Robert Brown seorang ahli botani, mengamati adanya titik buran yang selalu ada
pada sel telur. Sel polen atau serbuk sari dari jaringan anggrek yang sedang
tumbuh. Dia menyebut titik tersebut sebagai nukleus. Pada tahun 1838 Matthias
Schleiden, juga seorang ahli botani berpendapat bahwa nukleus dan perkembangan
sel erat hubungannya. Berdasarkan hasil penalitiannya, Schleiden menyimpulkan
bahwa masing-masing sel tumbuhan mengarah ke suatu kehidupan ganda, satu
tergantung pada kehidupannya sendiri dan yang lain sebagai integral tanaman.
Pada tahun 1939, Theodor Schwann, seorang ahli zoologi, berdasrakan hasil
penelitiannya selama bertahun-tahun terhadap struktur dan pertumbuhan jaringan
hewan mengemukakan bahwa hewan sama seperti tanaman, terdiri atas sel dan
produk-produk sel. Dan bahwa walaupun sel adalah bagian dari organisme, mereka
pada tingkat tertentu adalah kehidupan tersendiri. Satu abad kemudian
Rudolfrang Virchow, seorang ahli fisiologi, melaporkan hasil penelitiannya
mengenai pertumbuhan dan reproduksi sel bahwa sel membelah menjadi dua sel.
Setiap sel berasal dari sel yang sudah ada. Analisis mikroskop (hasil
penelitian pada pertengahan abad 19) membuktikan bahwa sel adalah unit terkecil
kehidupan dan bahwa kehidupan yang berlangsung terus-menerus berasal dari
pertumbuhan dan pembelahan sel tunggal. Konsep-konsep tersebut menjadi teori
sel (Kurniasari, 2011).
Sel-sel eukariotik terdapat pada
semua hewan dan tumbuhan, tetapi ada sejumlah perbedaan penting antara sel-sel
dari organisme-organisme dalam kedua kingdom tersebut. Sel-sel tumbuhan hampir
selalu mengandung dinding sel ekstraseluler, yang terbuat dari selulosa.
Sel-sel hewan umumnya tidak mempunyai dinding sel. Dinding sel ditemukan pula
pada fungi dan bakteri, tetapi bukan terbuat dari selulosa. Plastid adalah ciri
dari kebanyakan sel tumbuhan, tetapi tidak ditemukan pada sel hewan. Vakuola
merupakan ciri yang cukup menonjol pada sel-sel tumbuhan, tetapi jauh lebih
tidak penting atau bahkan tidak ada sama sekali pada sel-sel hewan. Sentriol
biasanya tidak ditemukan pada sel tumbuhan, sedangkan sel hewan selalu memiliki
sepasang sentriol yang terletak tepat di luar nukleus. Tumbuhan sangat berbeda
dari hewan dalam hal detil-detil spesifik dari pembelahan sel (mitosis),
walaupun ciri-ciri umum dari fungsi reproduktif tersebut mirip dengan kedua
kelompok organisme tersebut (George, 2005).
DAFTAR
PUSTAKA
George, H Fried. 2011.
Biologi. Jakarta : Erlangga
Hart. 1972. The Federation of American Scienties for
Experiment Biology
Journal. Vol. 13, no. 9, p. 1007-24.
Journal. Vol. 13, no. 9, p. 1007-24.
Kurniasari, Fita. 2011.
Laporan Praktikum Biologi Dasar. Malang: Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya.
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya.
Schultze. 1874. Seminar
in Cell Biology. Vol. 6, no. 6, p. 357-365. Jakarta:
Erlangga.
Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar